Kamis, 14 September 2017

makalah kemasan kaleng / logam pada pangan



Makalah pratikum Teknik Pengemasan Hasil Pertanian


KEMASAN KALENG / LOGAM PADA PENGEMASAN PANGAN

Oleh:
Citra Vitaloka Mysa
1405106010006






LABORATORIUM TEKNIK PASCA PANEN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemasan memang bukan yang utama namun memegang peranan penting dalam mendapatkan hati konsumen untuk memilih produk tertentu.Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen.Kemasan juga sangat penting dalam menjaga keawetan dan higienitas produk untuk dalam jangka waktu tertentu. Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.
Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu bahan hasil pertanian.Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.Dari segi promosi wadah atau pembungkusan berfungsi sebagtai perangsang atau daya tarik bagi konsumen.Karena itu bentuk, warna, ukuran, kekuatan dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
Secara tradisional nenek moyang kita menggunakan bahan kemasan alami untuk mewadahi bahan pangan seperti buluh bambu, daun-daunan, pelepah atau kulit pohon, kulit binatang, rongga batang pohon, batu, tanah liat, tulang dan sebagainya. Pada industri modern berbagai kemasan dan proses pengemasan telah beragam. Kemasan dengan variasi atmosfir, kemasan aseptic, kemasan transportasi dengan suhu rendah dan lain-lain telah memperluas horizon dan cakrawala pengemasan hasil pertanian.
Di balik kelebihan-kelebihan yang dimiliki bahan kemas, penggunaan bahan kemas yang sembarangan ternyata dapat memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan dan juga kesehatan manusia.Terdapat beberapa bahan kemasan yang umumnya sulit untuk didegradasikan (diuraikan) oleh mikro organisme sehingga dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan.Sedlain itu beberapa jenis bahan kemasan juga dapat melepaskan senyawa karsinogenik (penyebab dan pemicu kanker) pada kondisi tertentu.Pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan bahan kemasan yang masih sangat minim, padahal dalam kehidupan sehari-hari hampir setiap saat mereka terlibat dengan bahan pangan yang dikemas.Untuk itulah penulis menulis makalah ini, sebagai salah satu wujud kepedulian penulis terhadap permasalahan yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan bahan kemasan.Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca tentang bahan kedmasan dan permasalahan-permasalahan yang ditimbulkannya, sehingga para pembaca dan penulis khususnya, dapat memanfaatkan bahan kedmasan secara lebih bijaksana demi keselamatan hidup kita dan bumi yang kita tempati ini. Pengemas yang berbahan dasar logam diantaranya adalah aerosol, two piece can. Three piece cab, aluminium foil, dan logam komposit. Yang pertama adalah aerosol, Aerosol memiliki kelebihan diantaranya adalah tahan terhadap suhu tinggi, namun kurangnya adalah penggunaannya yang cukup sulit, yang kedua adalah two piece can. Dikatakan two piece kerena sacara umum, bahan ini terdiri dari kaleng yang berbentuk gelas dan tutup. Two piece kemudahannya untuk dibentuk, penampilan yang menarik dan kehigienisan yang cukup tinggi. Namun terdapat kekurangan yaitu mudah penyok dan harga yang agak mahal, yang ketiga adalah three piece can. Secara umum sama seperti two piece can. Perbedaannya adalah aluminium foil. Bahan ini sangat praktis untuk digunakan. Dengan kemampuan untuk  tahan suhu tinggi, bahan ini biasa digunakan untuk alas bahan pangan yang akan  mengalami  proses penapasan kelebihan lainnya adalah bahan ini sangat mudah untuk dibentuk dan digunakan , namun kekurangannya adalah mudah robek dan harganya yang cukup mahal serta hanya bisa campuran dari logam dengan kertas, plastik, dan bahan lain. Kelebihan dari bahan ini adalah harganya yang agak mahal dan proses pembuatan yang cukup sulit.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi daya awet bahan pangan yang telah dikemas adalah :
1. Sifat alamiah dari bahan pangan dan mekanisme dimana bahan ini mengalami kerusakan, misalkan kepekaannya terhadap kelembaban dan oksigen, dan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan kimia dan fisik di dalam bahan pangan.
    2. Ukuran bahan pengemas sehubungan dengan volumenya.
    3. Kondisi atmosfer (terutama suhu dan kelembaban) dimana kemasan dibutuhkan untuk melindungi selama pengangkutan dan sebelum digunakan.
   4. Ketahanan bahan pengemas secara keseluruhan terhadap air, gas atmosfer dan bau, termasuk ketahanan dari tutup, penutupan dan lipatan.
Wadah logam dalam bentuk kotak atau cangkir emas digunakan pada zaman kuno sebagai lambang prestise. Teknik pengalengan makanan sebagai upaya pengawetan bahan pangan pertama sekali dikembangkan pada tahun 1809 yaitu pada zaman pemerintahan Napoleon Bonaparte yaitu dari hasil penemuan Nicholas Appert. Aspek legislasi pengalengan makanan ditetapkan tahun 1810 yang dikenal dengan ”l’art de conserver”. Tahun 1810 Peter Duran dari Ingris menciptakan kaleng. Tahun 1817 William Underwood (imigran asal Inggris) mendirikan industri pengalengan makanan yang pertama di Amerika Serikat. Kapten Edward Perry yang melakukan ekspedisi ke kutub utara pada tahun 1819, 1824 dan 1826 telah menggunakan makanan kaleng sebagai logistik mereka. Alumunium foil (alufo) diproduksi secara komersial pertama kali pada tahun 1910. Kaleng aluminium untuk kemasan bir digunakan pertama sekali tahun 1965. Awalnya pembuatan kaleng dilakukan secara manual yaitu hanya dihasilkan 5-6 kaleng per jam. Akhir tahun 1900 ditemukan cara pembuatan kaleng termasuk cara pengisian dan penutupannya yang lebih maju dan bersih. Kaleng alumunium awalnya diperkenalkan sebagai wadah pelumas. Tahun 1866 ditemukan alat pembuka kaleng yang berupa kunci pemutar untuk menggantikan paku atau pahat. Tahun 1875 ditemukan alat pembuka kaleng dengan prinsip ungkit. Tahun 1889 ditemukan kaleng-kaleng aerosol, tetapi saat ini kaleng aerosol banyak ditentang karena dapat merusak lapisan ozon.
Aluminium merupakan logam yang memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih ringan daripada baja, mudah dibentuk, tidak berasa, tidak berbau, tidak beracun, dapat menahan masuknya gas, mempunyai konduktivitas panas yang baik dan dapat didaur ulang. Tetapi penggunaan aluminium sebagai bahan kemasan juga mempunyai kelemahan yaitu kekuatan (rigiditasnya) kurang baik, sukar disolder sehingga sambungannya tidak rapat sehingga dapat menimbulkan lubang pada kemasan, harganya lebih mahal dan mudah mengalami perkaratan sehingga harus diberi lapisan tambahan. Reaksi aluminium dengan udara akan menghasilkan aluminium oksida yang merupakan lapisan film yang tahan terhadap korosi dari atmosfir. Penggunaan aluminium sebagai wadah kemasan, menyebabkan bagian sebelah dalam wadah tidak dapat kontak dengan oksigen, dan ini menyebabkan terjadinya perkaratan di bagian sebelah dalam kemasan. Untuk mencegah terjadinya karat, maka di bagian dalam dari wadah aluminium ini harus diberi lapisan enamel. Secara komersial penggunaan aluminium murni tidak menguntungkan, sehingga harus dicampur dengan logam lainnya untuk mengurangi biaya dan memperbaiki daya tahannya terhadap korosi. Logam-logam yang biasanya digunakan sebagai campuran pada pembuatan wadah. Pengalengan adalah cara pengolahan makanan untuk memperluas kehidupan rak. Idenya adalah untuk membuat makanan yang tersedia dan bisa dimakan lama setelah waktu pemrosesan. Meskipun makanan kalengan sering diasumsikan rendah nilai gizi (akibat proses pemanasan), beberapa kaleng makanan yang bergizi unggul-dalam beberapa cara-bentuk alami mereka. Secara umum, masyarakat luas sudah mengetahui produk pengalengan itu seperti apa, namun hanya sedikit yang mengetahui mengenai sejarah pengalengan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai sejarah pengalengan dan pengalengan secara umum.
Pada tahun 1804 pada belahan benua Eropa. Disana terdapat sesorang yang kiat mengembangkan produk komersil berupa makanan kaleng ,dia adalah Nicholas Appert. Orang yang pertama kali menemukan cara mengawetkan makanan di dalam kaleng atau istilahnya dengan pengalengan. Usahanya dimulai pada tahun 1795 dan baru membuahkan hasil sembilan tahun kemudian pada tahun 1804.
Pada saat itu juga para ilmuwan mencoba menjelaskan mengapa makanan yang dipanaskan itu bisa awet dan saat itu pula menjadi perdebatan yang sangat ramai bagi kalangan ilmuwan. Kemudian ada seorang ilmuwan yang namanya tidak asing bagi kita yaitu Louis Gay-Lussac menjelaskan mengapa makanan yang dipanaskan bisa  awet. Lussac menjelaskan bahwa penyebab kerusakan makanan adalah adanya oksigen. dengan pemanasan, oksiden terusir keluar melalui uap air dari panas sehingga makanan jadi awet. Pernyataan Lussac tersebut salah.
Menurut Choles (2003), pada tahun 1861 Louis Pasteur memberikan penjelasan bahwa sebetulnya pemanasan dapat membunuh mikroba dan penutupan botol secara rapat dapat mencegah masuknya mikroba makanan. Dengan pernyataan tersebut timbulah mekanisme pengawetan makan dengan istilah pateurisasi dimana teknik tersebut melibatkan suhu yang lebih rendah dari pada suhu sterilisasi Appert. Sehingga makanan yang diawetkan dengan pateurisasi tersebut mempunyai rasa lebih enak dari cara Appert.  Kemudian teknik tersebut diaplikasikan untuk mengawetkan makanan yang bersifat asam seperti buah dan asinan.Karena secara alami produk-produk tersebut bersifat asam,yang memiliki daya bunuh terhadap mikroba sehingga tidak lagi memerlukan sterilisasi secara total. Atas karyanya yang luar biasa tersebut,pada tahun 1809 Appert menerima hadiah 1200 Franc dari pemerintah Perancis.
Fenoma ini kemudian berkembang pada Negara Inggris pada saat itu. Para ahli pangan dan industriawan mendirikan pengwetan makanan dengan menggunkan pemanasan. Lain halnya dengan Nicholas Appert yang mengawetkan makanan dengan cara mendidihknya selama berjam-jam dalam botol gelas bersih yang tertutup rapat dengan gabus. Di Inggris pada tahun 1810 Peter Durand menemukan pengawetan makanan dengan kemasan kaleng. Kemudian tahun 1851 diselenggarakan pameran makanan,mulai saat itulah makanan kaleng melambung pesat. Kemudian Angkatan Laut Inggris menginginkan makanan kaleng yang murah pada kontraktor pabrik makanan kaleng. Sehingga banyak pabrik memotong biaya pengolahan dan bahan mentah. Akibatnya mutu dari makanan kaleng tersebut menurun yang menyebabkan reputasi mkanan kaleng tersebut menurun juga. Pada tahun 1890-an Samuel Cate Presscot dan William Lyman Underwood menjelaskan ilmiah pasteurisasi dengan ilmu dan teknologi modern sehingga proses sterilisasi makanan dapat dikendalikan secara baik dan tepat.


1.2. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.        Memperkenalkan berbagai jenis bahan kemasan kaleng yang sering digunakan sebagai pelindung makanan atau produk pangan dan produk-produk pasca panen
2.        Mengetahui karakteristik masing masing kemasan kaleng tersebut
3.        Mampu mengidentifikasi jenis kemasan kaleng berdasarkan karakteristiknya













BAB II
ISI
2.1. Landasan Teori
       Wadah logam dalam bentuk kotak atau cangkir emas digunakan pada zaman kuno sebagai lambang prestis. Teknik pengalengan makanan sebagai upaya pengawetanbahan pangan pertaman sekali di kembangkan pada tahun 1809, yaitu padazaman kerajaan pemerintahan Napaleon Bonaparte. Tahun 1871 wiliam underwood mengalengkan makanan yang pertama diamerika. Pada awalnya pembuatan kaleng dilakukan secara manual. Pada tahun ditemukan kaleng yang berasal dari aerosol, tapi untuk saat ini banyak kaleng aerosol yang dipertentangkan karena dapatmerusak lapisan ozon (Thomas, 1996).  
Kerusakan yang dapat terjadi pada bahan pangan yang dikemas dengan kemasan kaleng terutama dalah kerusakan kimia, meski demikian kerusakan biologis juga dapat terjadi. Kerusakan kimia yang paling banyak terjadi pada makanan yang dikemas dengan kemasan kaleng adalah hydrogen swell . Kerusakan lainnya adalah interaksi antara bahan pembuat kaleng yaitu Sn dan Fe dengan makanan yang dapat menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan, kerusakan mikrobiologis dan perkaratan (korosi). Hydrogen Swell Hydrogen swell terjadi karena adanya tekanan gas hidrogen yang dihasilkan dari reaksi antara asam pada makanan dengan logam pada kaleng kemasan. Hydrogen swell disebabkan oleh:
- meningkatnya keasaman bahan pangan
- meningkatnya suhu penyimpanan
- ketidaksempurnaan pelapisan bagian dalam dari kaleng
- proses exhausting yang tidak sempurna
- terdapatnya komponen terlarut dari sulfur dan pospat (Ismayana B. 1989).   
2.2. Pembahasan
        Karakteristik bahan logam dibandingkan bahan non logam Keuntungan
wadah kaleng untuk makanan dan minuman :
     - mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi
     - barrier yang baik terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran sehingga cocok    untuk kemasan hermetis.
     - Toksisitasnya relatif rendah meskipun ada kemungkinan migrasi unsur logam ke bahan
        yang dikemas.
     - Tahan terhadap perubahan-perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim
     - Mempunyai permukaan yang ideal untuk dekorasi dan pelabelan.
Bentuk kemasan dari bahan logam yang digunakan untuk bahan pangan yaitu :
     - bentuk kaleng tinplate
     - kaleng alumunium
     - bentuk alumunium foil
Kaleng tinplate banyak digunakan dalam industri makanan dan komponen utama untuk tutup botol atau jars. Kaleng alumunium banyak digunakan dalam industri minuman. Alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian dari kemasan bentuk kantong bersama-sama/dilaminasi dengan berbagai jenis plastik, dan banyak digunakan oleh industri makanan ringan, susu bubuk dan sebagainya.
Plat timah (tin plate) adalah bahan yang digunakan untuk membuat kemasan kaleng, terdiri dari lembaran baja dengan pelapis timah. Plat timah ini berupa lembaran atau gulungan baja berkarbon rendah dengan ketebalan 0.15-0.5 mm dan kandungan timah putih berkisar antara 1.0-1.25% dari berat kaleng. Digunakan untuk produk yang mengalami sterilisasi.
     1. Pembuatan Tin Plate
         Wadah kaleng pada awalnya terbuat dari plat timah (tin plate) yang terdiri dari : lembaran dasar baja dilapisi timah putih (Sn) dengan cara pencelupan dalam timah cair panas (hot dipping) atau dengan elektrolisa. Pelapisan kaleng dengan cara hot dipped merupakan cara yang lama dimana lembaran baja dicelupkan ke dalam cairan timah panas, sehingga diperoleh lapisan timah yang terlalu tebal dan tidak menarik. Pelapisan dengan cara elektrolisa adalah cara yang lebih moderen yaitu pelapisan dengan menggunakan listrik galvanis sehingga dihasilkan lapisan timah yang lebih tipis dan rata. Pembuatan kaleng plat timah secara tradisional dilakukan dengan memukul besi hingga gepeng dan tipis kemudian direndam dalam larutan asam hasil fermentasi, sehingga prosesnya disebut dengan pickling. Pada pembuatan kaleng plat timah secara mekanis , pengasaman dilakukan dengan menggunakan asam sulfat, sedangkan proses pelembaran dengan menggunakan tekanan tinggi. Lembaran plat timah ini dapat dibuat menjadi kaleng yang berbentuk hollow (berlubang), atau flat can yaitu kaleng yang digepengkan baru kemudian dibentuk kembali.
2. Jenis-Jenis Kaleng Plat Timah
Di dalam perkembangannya ada beberapa jenis kaleng yaitu :
- kaleng baja bebas timah (tin-free steel)
- kaleng 3 lapis (three pieces cans)
- kaleng lapis ganda (two pieces cans)
Plat timah atau tin plate adalah lembaran atau gulungan baja berkarbon rendah dengan ketebalan 0.15 – 0.5 mm. Kandungan timah putih pada kaleng plat timah berkisar antara 1.0-1,25% dari berat kaleng,  Kandungan timah putih ini bisanya dinyatakan dengan TP yang diikuti dengan angka yang menunjukkan banyaknya timah putih, misalnya pada TP25 mengandung timah putih sebanyak 2.8 g/m2, TP50 = 5.6 g/m2, TP75 = 8.4 g/m2 dan TP100 =11.2 g/ m2. Kaleng bebas timah (tin-free-steel=TFS) adalah lembaran baja yang tidak dilapisi timah putih. Jenis TFS yang paling banyak digunakan untuk pengalengan makanan adalah jenis Tin Free Steel Chrome Type (TFS-CT), yaitu lembaran baja yang dilapisi kromium secara elektris, sehingga terbentuk khromium oksida di seluruh permukaannya. Jenis ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu harganya murah karena tidak menggunakan timah putih, dan daya adhesinya terhadap bahan organik baik. Tetapi kelemahannya peluang untuk berkarat lebih tinggi, sehingga harus diberi lapisan pada kedua belah permukaannya (permukaan dalam dan luar). Berdasarkan komposisi lapisan kaleng, cara melapisi dan komposisi baja penyusun kaleng, maka kaleng dibedakan atas beberapa tipe  Kaleng Tipe L = Low Metalloids adalah kaleng yang mempunyai daya korosif rendah, sehingga dapat digunakan untuk makanan yang berasam tingi. Kaleng tipe MR (Medium Residual) dan tipe MC (Medium Metalloids Cold Reduces) adalah kaleng yang mempunyai daya korosif rendah sehingga digunakan untuk makanan berasam rendah. Kaleng dengan lapisan timah yang tebal digunakan untuk makanan dengan daya korosif yang tinggi.
Kelebihan dari tin plate adalah mengkilap, kuat, tahan karat dan dapat disolder. Tetapi kekurangannya adalah terjadi penyimpangan warna permukaan tin plate karena bereaksi dengan makanan yang mengandung sulfur, yang disebut dengan sulphur staining/feathering (terbentuknya noda sulfur pada permukaan tin plate). Kekurangan ini dapat diatasi dengan proses lacquering dan pasivitasi yaitu melapisi tin plate dengan lapisan krom setebal 1-2 mg/m2. Proses lacquering dan pasivitasi dapat memperpanjang daya simpan tin plate dan mencegah terjadinya sulphur staining. Pelapisan tin plate dengan pelumas seperti minyak biji kapas , minyak sintetis (parafin oil) dan dibutil sebakat aman untuk kesehatan manusia. Lapisan tipis dari minyak diserap oleh film lacquer. Sebagian besar proses pasivitasi ilakukan secara cathodis dichromate, dimana lapisan dalam lebih tebal dari lapisan luar.
Saat ini pembuatan kaleng plat timah sudah lebih moderen dimana kaleng dibuat di pabrik kaleng sedangkan penutupan dilakukan di pabrik pengalengan makanan. Pembuatan kaleng Dua Lembar (Two piece-cans) Kaleng dua lembar adalah kaleng yang dibuat dari bahan baku plat timah, aluminium atau lakur (alloy). Pembuatan kaleng dua lembar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu proses draw-andwall- iron (DWI) dan proses draw-and-redraw (DRD). Proses DWI menghasilkan kaleng dengan dinding yang tipis dan digunakan untuk memproduksi kaleng aluminium untuk minuman berkarbonasi dimana bahan pengemas mendapat tekanan setelah pengisian. Kaleng DRD mempunyai dinding yang lebih tebal dan dapat digunakan untuk mengemas bahan pangan yang disterilisasi dimana diperlukan adanya ruang vakum (head-space) pada kaleng selama pendinginan. Kaleng DWI (Draw and Wall Iron) Urutan proses pembuatan kaleng DWI dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Bahan pembuat kaleng adalah plat timah dan aluminium dengan ketebalan masing-  masing 0.3 dan 0.42 mm.
- Sekeliling lembaran ditekan ke dalam berbentuk mangkuk atau lekukan untuk memperoleh lekukan yang dangkal.
- Lekukan dilewatkan berturut-turut pada lingkaran logam (annular rings) untuk mengurangi ketebalan dinding lekukan sampai kira-kira 1/3 dari ketebalan awal dan tingginya tiga kali tinggi semula. Proses ini disebut dengan Wall Ironed.
- Setelah bentuk dasar terbentuk, maka kaleng dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
- Penutupan dengan cara double seaming setelah pengisian.
Sistem pelapisan bagian dalam dilakukan dengan cara spray dan oven. Jenis enamel yang digunakan tergantung dari bahan pembuat kaleng dan produk yang akan dikemas, dan biasanya berupa epoksi fenolik, epoksiamin dan senyawa-senyawa vinil. Modifikasi dari proses DWI dapat dilakukan dengan cara :
o Memperkecil ukuran diameter dari leher kaleng yang dapat memperbaiki penampilan dan kekuatan kaleng untuk ditumpuk, serta menghemat penggunaan logam.
o Ring-pull-tabs atau full-aperture untuk memudahkan membuka kaleng.
o Disain cetakan dengan menggunakan komputer dan penggunaan tinta yang tahan terhadap abrasi, yang memungkinkan badan kaleng dicetak sebelum dibentuk. Tinta kemudian ditarik dengan logam selama proses DWI untuk menghasilkam disain yang diinginkan pada produk akhir.
Kandungan Sn Dalam Makanan Kaleng
Timah putih (Sn) baik dalam bentuk alloy maupun murni, sudah sejak lama dikenal sebagai logam yang aman digunakan untuk menyiapkan dan mengemas makanan. Hal ini disebabkan karena sifatnya yang tahan korosi dan daya racunnya kecil. Pada saat ini lebih dari 50% produksi Sn di dunia dipakai untuk melapisi kaleng dalam pembuatan tin plate yang penggunaan utamanya untuk mengemas makanan. Logam Sn dan Fe yang merupakan logam dasar pembuat kemasan termasuk ke dalam golongan logam berat, sehingga jika produk pangan kalengan terkontaminasi oleh logam ini dan makanan itu dikonsumsi oleh manusia dapat menimbulkan keracunan. Hal ini disebabkan toksikan dari logam berat mempunyai kemampuan untuk berfungsi sebagai kofaktor enzim, akibatnya enzim idak dapat berfungsi sebagaimana biasanya sehingga reaksi metabolisme terhambat.
Epoksi-fenolik, merupakan pelapis yang banyak digunakan, bersifat tahan asam serta mempunyai resistensi dan fleksibilitas terhadap panas yang baik. Digunakan untuk pengalengan ikan, daging, buah, pasta dan produk sayuran. Pada pelapisan dengan epoksi fenolik juga dapat ditambahkan zink oksida atau logam aluminium bubuk untuk mencegah sulphur staining pada produk daging, ikan dan sayuran. Ukuran kaleng dapat dinyatakan dengan penomoran sebagai berikut : 211 x 300 atau 303 x 406.
Tiga digit yang pertama (yaitu 211 atau 303) menyatakan diameter kaleng sedangkan 3 digit terakhir menyatakan tinggi kaleng. Angka pertama dari diameter kaleng atau tinggi kaleng menyatakan satuan inchi, sedangkan 2 angka terakhir menunjukkan 1/16 inchi. Contoh kaleng dengan ukuran 211 x 300, menunjukkan diameter kaleng adalah 2 11/16 inchi dan tinggi 3 inchi. Kaleng dengan ukuran 202 x 214 mempunyai diameter 2 2/16 inchi dan tinggi 2 14/16 inchi. Ukuran kaleng yang berbentuk silinder dicirikan oleh dua dimensi yaitu diameter dan tinggi, dengan nilai nominal tertentu









BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah ini yaitu:
1.       Kaleng jenis Two piece kemudahannya untuk dibentuk, penampilan yang menarik dan kehigienisan yang cukup tinggi. Namun terdapat kekurangan yaitu mudah penyok dan harga yang agak mahal, yang ketiga adalah three piece can. Secara umum sama seperti two piece can.
2.      Aluminium merupakan logam yang memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih ringan daripada baja, mudah dibentuk, tidak berasa, tidak berbau, tidak beracun, dapat menahan masuknya gas, mempunyai konduktivitas panas yang baik dan dapat didaur ulang.
3.      pembuatan kaleng plat timah sudah lebih moderen dimana kaleng dibuat di pabrik kaleng sedangkan penutupan dilakukan di pabrik pengalengan makanan. Pembuatan kaleng Dua Lembar (Two piece-cans) Kaleng dua lembar adalah kaleng yang dibuat dari bahan baku plat timah, aluminium atau lakur (alloy).
3.1. Saran
Adapun saran untuk kali ini yang ingin saya sampaikan yaitu mengenai penggunaan pengemasan kaleng yang terbuat dari bahan aerosol yang diman dalam penggunaan jenis kaleng ini dapat merusak lapisan ozon dan juga penanggulangan dari bahan pembuat kaleng yang lebih aman dan baik untuk kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

St.Ismayana B, Syarief, R., S.Santausa . 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.
       Laboratorium Rekayasa Proses Pangan
. PAU Pangan dan Gizi. IPB.
Thomas, S. Khaiharu. Menejemen Pengemasan. Salemba Empat. Jakarata.

laporan fieldtrip bahbuong dan cacacola amatil



Laporan Field Trip

KUNJUNGAN PADA PTPN IV  PERKEBUNAN TEH BAH BUTONG, BALAI PERTANIAN TANAMAN SAYUR BRASTAGI DAN PABRIK COCA – COLA AMATIL BELAWAN SUMATRA UTARA

Diajuka untuk mendapat nilai praktikum ,mata kuliah bangunan pertanaian dan penanganan pasca panen tanaman pangan oleh ibu Dr. Ichwana ,S.T, MP dan ibu Dewi Jayanti S.T, Msi.

Oleh:
Citra Vitaloka Mysa
1405106010006





JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2017



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Dalam studi lapangan kali ini atau study tour. Dalam rangka memperdalam wawasan untuk memenuhi kopentensi calon lulusan, maka jurusan teknik pertanian bersama dengan dosen pembimbing yaitu ibu Dr, Ichwana.S.T.MP. dan juga ibu dewi jayanti S.T,Msi melaksanakan kegiatan field trip ke PTPN IV teh bah butong sumatra utara. Setibanya di pabrik teh rombongan yang terdiri dari  76 orang mahasiswa yang di sambut oleh salah satu penjaga keamanan dari dalam pabrik.
            Kemudian salah satu stafdari pabrik ini beliau menjelaskan tentang sejarah dari PTPN IV  yang terbentuk pada tanggal 11 maret 1996, dari berbagai proses atau perombakan yang telah dilalui oleh perkebunan nusantara IV ini selama ini. Namun pada tahun 1998 s/d 2000 dibangunlah pabrik baru yang lebih besar dan tentunya lebih modern dari yang di resmikan pada tanggal 29 januari 2001, yang terletak di bah butong berda di kecamatan sidamanik, 26 km dari kota medan.
            Tanaman teh merupakan salh satu komoditi tanaman perkebunan yang langka di sumatra utara setelah tanaman kakao dan tembakau uang merupakan komoditi unggulan sumatra utara, begitu juga dengan pembudidayaan oleh PTPN IV  di unit bah butong kecamatan sidamanik dan toba sari. Adapun kunjungan ini untuk mendukung mata kuliah teknik pengolahan tanaman pertanian pilihan yang dilaksanakan oleh mahasiswa program studi teknik pertanian yang dapat mengetahui secara langsung proses dari pemetikan daun teh sampai dengan pengolahan pasca panen dari daun teh tersebut.
            Tidak hanya kunjungan kami ke pabrik PTPN IV bah butong , kami juga mahasiswa teknik pertanian juga ikut mengunjungi balai penelitian tanaman sayuran tangkoh brastagi. Dimana setiap mahasiswa di bagi menjadi beberapa kelompok yang di bagi oleh kepala bagian tata usaha yaitu bapak sinaga, dimana hal ini dilakukan untuk mempermudah mahasiswa dalkam mempelajari bagian –bagian dari balai pertanian ini ada yang mendapat bagian laboratorium, ada yang mendapat bagian tinjaun langsung ke perkebunan dan juga bagian dari sistem perkebunan percobaan di balai pertanian tanaman dan sayur yang berapada di desa tangkoh brastagi kabupaten karo. Selanjutnya belaiu menjelaskan mengenai sejarah dari adanya balai pertanian tanaman san sayur yang berada di bawah naungan Badan Litbang Pertanian Kemetrian Pertanian, selanjutnya para peserta di arahkan untuk meninjau ke lapangan yang didampingi oleh para staf peneliti kebun percobaan balai pertanian tanaman dan sayur terutana mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan .
            Coca-cola pertama kali dibuat pada tahun 1886. Caca-cola diperkenalkan di Indonesian pada 1927 dan pada pada tanggal 1 januari 2000 mulai diproduksi di medan tempatnya di JL Medan Belawan KM 14 simpang Martubung Medan sumatra utara yang hasilnyan di pasarkan di provensi sumatra utara, Aceh dan Batam. Di parik caca cola amatil ini mahasiswa di bawa oleh kepala dari salah satu bagian kedalam pabrik yang dimana kami di bawa kedalam untuk melihat secra langsung proses pembuatan dari botol kemasan yang digunakan untuk olahan pada pabrik aca cola amatil kali ini, dimana di sini semua rungan di skat oleh kaca kemuadian setiap pekerja wajib menggunakan perlengkapan keselamatan kerja seperti maju yang tebuat dari plastik yang steril kemudian menggunakan kaca mata , lalu penutup telingga karena suara yang di keluarkan dari mesin memiliki desibel yang sangat tinggi yang dapat merusak telinga, sarung tangan dan yang terakhir tairu harus menggunak sepatu sejenis but yang semua peralatan ini haruslah steril dari segala sesuatu benda asing.

1.2. Tujuan Dari Field Trip
            Adapun tujuandari field trip kali ini yaitu untuk memenuhi mata kuliah pengolahan pasca penen tanaman pertanian dan juga bagunan pertanian yang lakukan oleh dosen yang bersangkuran, dan juga unruk mendapat wawasan yang lebih tinggi untuk beberapa pengolahan hasil pertanian dari bebagai pabrik yang di kunjungi mengetahui secara terperinci dari sejarah pembangunan pabrik yang ada di sumatra utara kemudian juga mengetahui bagaimana dengan produksi dan ekspor dari berbagagai jenis tanaman dan berbagi jenis minuman yang di produksi di pabrik tersebut.
           












BAB II. PEMBAHASAN

2.1. PTPN IV Bah Butong
            Perkebunan teh bah butong ini memiliki luas lahan sekitar 8373 ha, sehinggan menjadikanya sebagai penghasil teh hitam kedua terbesar di indonesia. Pada awalnya, yaitu dahulu ada 6 wilayah utama penghasil teh di kecamata ini yaitu : Bah Butong, sidamanik, toba sari, kebun sibosar, bah birung ulu dan juga Marjani. Akan tetapi saat ini sebagian darinya sudah beralih operasi menjadi perkebunan sawit, hal ini di karenakan menurut masyarakat usaha itu akan lebih menjanjikan tentunya.
            Awalnya ini hanya perkebunan teh saja, akan tetapi lokasi perkebunan ini kerap di jadikan sebagai objek wisata oleh para penita wisata khusunya pertanian maupu yang pencita alam , hamparan kebun teh yang membentuk bukit bukit nan hijau, udara daerah yang sejuk dan tentunya perkebunan yang terbentang luas. Setelah mahasiswa meninjau secar langsung perkebunan teh tersebut, selanjutnya mahasiswa di jelasan mengenai pengolah teh. Jenis teh yang di produksi di pabrik ini yaitu teh hitam dengan sistem kombinasi ORTHODOX-Rotor Vane dengan kapasistas pengolahan 1530 kg teh kering per jam dan kapasitas tampung daun teh basah 100 ton dan teh hasil sortasi di bagi menjadi beberapa grade yaitu ada grade 1, grade 11 dan juga grade 111.
            Pada dasarnya pemetikan dari teh di lakukan masih dilaukan secara manual yaitu dengan menggunakn tangan untuk mengambil daun-daun muda pada bagian tanaman teh tersebut, namun untuk sekarang ini para buruh yang bekerja mengambil teh dengan menggunakn suatu alat yang sederhana di mana tujuan dari alat ini mempermidah dan sedikit mempercemat kerja dalam proses pemetikan pucuk teh tersebut, disi sini teh di panen tidak secara serentah namun berurut-urut . bisa dibayangkan jika melakukan proses pemanen teh secara langsung dengan luas pekebunan teh sekitar 8000 ha berapa lama waktu yang di butuhkan para buruh untuk menyelesaikan pekerjaanya, buru yang bekerja untuk pemetikan teh di dominasi oleh kaum waniata yang biasnya sebagia ibu rumah tangga di sekitar daerah perkebunan teh tersebut.
Pucuk teh yang akan masuk kedalam pabrik harus di layukan terlebih dahulu supaya pada proses pengeringan tidak mengalami batah pada adun tersebut. Untuk proses pembersihan tangkai daun dengan menggunakan mesin yang memeang di rancang untuk memangkas bagian tas dari tanaman teh tersebut hal ini juga dilakukan secara berkala, biasnay untuk proses pembersihan perkebunan dilakukan sekitar 4 smapai 5 tahun sekali saja .
Pada pabrik ini hanya melakukan pengolahan teh samapai pada teh menjadi kering, untuk teh yang dipasarkan bukanlah berasal dari pabrik ini, karena setelaha melakukukan pemisahan teh berdasarkan kelasnya makan teh akan siap untk dikirim ke perusahaan yang lainya dimana perusahaan tersebut yang siap untuk melakukuan pengolahan yang lebih lanjutnya.
Teh yang akan dikirim di bungkus dalam bungkusan yang lumayan besar, namun untuk para pengunjung yang ingin langsung membeli teh dapat membelinya yaitu yang sudah berukuran keil dimana untuk setiap bungkusnya dihargai berkisar Rp.15000 sampai Rp. 20000 untuk perbungkusnya. Jika kita lihat dalam kemasan ini tidak tercantum keterangan langsung dari pabrik yang mengolahan.

2.2. Balai Perkebunan Tanaman Sayuran
Dalam kunjungan ke balai pertanian ini yang berada di desa tangkoh kecamatan brastagi dengan ketinggian tempat 1340 m dlp dan berjarak 60 km barat daya kota medan. Adapun luas dari balai ini yaitu 25,96ha. Jumlah SDM ada sekitar 35 orang dengan kualifikasi S2 ada 1 orang, S1 sekitar 12 orang dan sisanya adalah pendukung dengan keahlian agronomi, ilmu tanah, pemuliaan dan juga sosek. Sumber daya genetik pada balai ini yang tersedia yaitu: alpukat, biwa, jeruk sunkis, makisa, kesemek, jambu air, strawberry. Stok untuk bibit dan benih yang tersedia meliputi BPMT alpukat, markisa, terong, strawberry, papino, kentang dan juga manggis. Dengan posisi yang strategis dan juga didukung oleh kelengkapan sarana prasarana yang ada di balai pertanian ini sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai kebun percobaan untuk mendukung gerbang ekspor di kawasan Sumatra Utara.
Kegitan yang dilaksanakanoleh balai pertananian brastagi ini yaitu:
1.    Pemanfaatan balai pertanian sebagai tempat budidaya tanaman pabrika dalam rumah plastik dengan sistem fertigasi tetes.
2.    Budidaya sayuran organik.
3.    Uji adaptasi tomat.
4.    Uji jenis pupuk pada pakcoy dan sekalian sayuran organik.

Upaya-upaya peningkatan kapasitas balai pertanian ini yaitu:
1.    Fokus pada pemanfaatan balai sesuai dengan AEZ dan topografi.
2.    Meningkatkan sarana dan prasarana balai pertanian seperti laboratorium, screen house, pagardan saluran irigasi.
3.    Penyediaan dana yang cukup dan berkesinambungan.
4.    Peningkatan SDM peneliti
5.    Pelatihan jangka pendek dan juga jangka panjang.
Pada kunjungan balai pertanian kami yang telah diagi menjadi beberapa kelompok selanjutnya menggikuti staf yang telah di bagikan kepada kami diman saya sendiri mendapatkan jatah untuk bagian peneliti di balai pertanian ini. Kami kemudian masuk kedalam salah satu ruangan dimana di dalam ruangan telah terdapat beberapa jenis tanaman yang akan dilakukan penelitian untuk proses pertumbuhan yang akan di lakukukan secara kultur jaringan diman dalam proses ini seorang staf peneliti menjelaskan kepada kami bhwasanya jika melakukan kultur jaringan kita memang harus mengambil jaringan dari tumbuhan tersebut, supaya tumbuhan yanng kita budidayakan memilki kesamaan ukuran, bentuk bahkan warna dan rasa sekalipun. Dan disini sebenarnya fungsi dari penelitian kultur jaringan ini yaitu untuk mencari bibit unggulan.
Kemudian staf penelitian tersebut akan memberikan ontoh dari penelitian yang sedang mereka kemabangkan di balai pertanian ini yaitu tanaman kacang hija yang dilakukan seara kultur jaringan diman di rung sebelahnya terdapat ruang kaca yang di penuhi oleh wadah-wadah kaca yang di dalamya telah terdapat tumbuhan kacang hijau kami tidak di ijinkan untuk masuk semua dikarenkan takut terjadi gangguan pada tanaman yang lagi dalam proses pertumbuhan ini, jadi dua orang dari kami masuk kedalam ruangan untuk mendokumentasikan bagaimana perkemangan tanaman kacang hijau di dalam laboratorium tersebut. Untuk bagian peneliti staf yang di tempatkan haruslah yang telah memiliki lisensi yang terpercaya harga ini bisa di katakan sebagi pengembang yang terbararui untuk balai prtanian ini khususnya.
2.3. Caca Cola Amatil
            Pada saat kunjungan dipabrik caca cola amatil maki yang dipersilahkan masuk kedalam pabrik melihat secara langsung bagaiman proses pembuata wah yang digunakan untuk minuman dan sebagainya lalu kami di bawa ke bagian belakang dari pabrik atau bisa di katakan tempat pengolahan limbah dari pabrik caca cola amatil ini dimana untuk pengolahan limbah mereka membuat seperti wadah yang kotak yang lumayan besar untuk menampung laimbah –limbah tersebut bisa di katakan pada pengolahan limbah tersebut sangat bau atau mengeluarkan aroma yang sangat tidak mengenakan untuk hidung dan juga dijelaskan air yang diolah pada limbah kemudian akan di uji cobakan kedalam kolam ikan , jadi jika air bekas limbah di masukan kedalam kolam ikan dan ikan nya mati berarti air itu belum memenuhi persyaratan tapi jika air tersebut dimasukan kedalam kolam ikan dan ikanya tidak mati maka air tersebut sudah layak untuk di gunakan kembali.
            Kemudian kami di bawa ke suatu ruangan seperti meeting room oleh salah satu staf kepala bagian di pabrik untuk mengetahui seluk beluk yang lebih lengkap mengenai pabrik caca cola amatil ini. Disini di jelaskan bahan dasar dari produk yang akan di buat misalnya itu seperti minuman caca cola dimana minuman ini terbuatdari buah kola, diman sirup atau kosentrat cola ini di budidayakan di atlanta tetapi berasal dari afrika, kemudian air yang digunakan pada pabrik ini di dapat dari sumur bor yang berkedalamn 80-120 m. Dalam satu harinya sumur ini dapf menghabiskan 3000 m kubik air untuk proses pembuatan produk, CO2 digunakan untuk tetap segardan juga sedap, gula yang digunakan di pabri ini di import dari malaysia dan juga london.
            Kemudian ada juga produk spite yang berasal dari buah lemon. Fanta merah berasal dari buah strauberry, pulpy orange bersal dari sari buah jeruk yang di kirim langsung dari los angles dalam bentuk beku, freastea bersala dari daun teh alami produk caca cola ini menggunakan sistem expayed karena phnya rendah yaitu 3-4 ( asam) dan ada juga yang mengandung CO2 yang membunuh kuman.
            Proses produksi barang didalam pabrik aca cola amatil medan ini terdapt 3 mesin yaitu, mesin pertama memproduksi freastea botol kaa 195 ml dengan kecepatan 300 botol / menit. Mesin yang kedua yaitu yang memproduksi caca cola , spite dan fanta botol plastik 500 ml dengan keepatan 100 botol/ menit, umtuk mesin ketiga yaitu untuk memproduksi caca cola , sprite dan fanta botol kaca dengan kecepatan 600 botol/ menit.
            Pada mesin yang pemproduksi botol kaca mesin  pertama dan juga mesin ketiga, botol yang sudah kosong diperiksa terlebih dahulu kemudian dicui. Proses pemeriksaan dibagi menjadi dua yaitu secara manual dan juga secar otomatis. Secara manual, botol diperiksa oleh para kariawan, secara otomatis di periksa oleh komputer dan juga leser. Setelah botol diperiksa botol kemudian di cuci dengan mesin cuci ( washer). Cara pencucianya yaitu:
1.      Botl-botl di susun rapi diatas rel berjalan
2.      Disemprotkan satu per satu dengan suhu 35 derajat celcius, 45 derajat celcius, dan juga 75 derajat celcius.
3.      Kemudian di ui dengan diverboot agar kotoranya mengembang dan mudah untuk di bersihkan
4.      Di cuci kembali dengan menggunakan air bersih
5.      Botol di berikan cautic soda dengan cara menyemprotkanya.
6.      Di keringkan dengan menggunakan mesin dryer.
Adapun untuk jenis-jenis produk untuk PT Coca ola yaitu:
1.      Caca cola
·         Coa-cola
·         Diet coke
·         Coa cola zero
2.      Sprite
·         Sprite
·         Sprite zero
3.      Fanta
·         Fanta stawberry
·         Fanta vitamin c
·         Fanta fruitpunch
·         Fanta orange
·         Fanta blueberry
4.      Freastea
·         Freastea jasmine
·         Freastea green
·         Freastea aprl-lemon-markisa
5.      Minute maid
·         Minute maid pilpy orange
·         Minute maid pulpy tropika
·         Minute maid pulpy o’mango
6.      Schweppes
7.      AdeS
8.      Powerade isotonik
9.      A &W.

           
            Caca cola bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkema di indonesia perusahaan ini memperoduksi dan mendistribusikan produk - produk berlisensi dari the coca –cola company. PT caca cola amatil indonesia memproduksi dan mendistribusikan produk coca ola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.
            Coca ola bottling indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha  lokal yang dimilki oleh perusahaan-perusahaan indenpendent dan coca cola amatil limited yang merupkan salah satu prodesen dan distributor terbesar produk-produk coa cola dunia. Coca-cola pertama kali dibuat pada tahun 1886. Caca-cola diperkenalkan di Indonesian pada 1927 dan pada pada tanggal 1 januari 2000 mulai diproduksi di medan tempatnya di JL Medan Belawan KM 14 simpang Martubung Medan sumatra utara yang hasilnyan di pasarkan di provensi sumatra utara, Aceh dan Batam.















BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.    Perkebunan teh bah butong ini memiliki luas lahan sekitar 8373 ha, sehinggan menjadikanya sebagai penghasil teh hitam kedua terbesar di indonesia. Pada awalnya, yaitu dahulu ada 6 wilayah utama penghasil teh di kecamata ini yaitu : Bah Butong, sidamanik, toba sari, kebun sibosar, bah birung ulu dan juga Marjani.
2.    Jenis teh yang di produksi di pabrik ini yaitu teh hitam dengan sistem kombinasi ORTHODOX-Rotor Vane dengan kapasistas pengolahan 1530 kg teh kering per jam dan kapasitas tampung daun teh basah 100 ton dan teh hasil sortasi di bagi menjadi beberapa grade yaitu ada grade 1, grade 11 dan juga grade 111.
3.    Sumber daya genetik pada balai ini yang tersedia yaitu: alpukat, biwa, jeruk sunkis, makisa, kesemek, jambu air, strawberry. Stok untuk bibit dan benih yang tersedia meliputi BPMT alpukat, markisa, terong, strawberry, papino, kentang dan juga manggis.
4.    Proses produksi barang didalam pabrik aca cola amatil medan ini terdapt 3 mesin yaitu, mesin pertama memproduksi freastea botol kaa 195 ml dengan kecepatan 300 botol / menit. Mesin yang kedua yaitu yang memproduksi caca cola , spite dan fanta botol plastik 500 ml dengan keepatan 100 botol/ menit, umtuk mesin ketiga yaitu untuk memproduksi caca cola , sprite dan fanta botol kaca dengan kecepatan 600 botol/ menit.

















LAMPIRAN
Gambar 1. Hamparan perkebunan teh
Gambar 2. Foto dengan salah satu pekerja pabrik di perkebunan teh
Gamabr 3. Balai petanian tanaman sayur brastagi
Gambar 4. Di depan green house BPTS
Gambar 5. Perkebunan strawberry BPTS